Hari sabtu libur. Mau ke mana? Mau keliling Jakarta Pusat.
Yaay!
Jadi, hari ini saya bersama teman kantor ingin banyak
meng-eksplore beberapa tempat yang ada di Jakarta. Walau, ada beberapa tempat
yang sudah pernah saya datangi. Beda cerita kalau jalan-jalannya sama teman
kantor. Ye kan?
Pagi-pagi harusnya masih bisa lama ngendon di kasur,
terpaksa nggak tidur lagi setelah Shalat Subuh. Rajinnya saya sebelum pergi,
nyuci baju dulu yang udah segunung belum tercuci.
Pukul 07.15 tepatnya, saya sudah mengendarai motor dan
numpang naru motor di Stasiun Pasar Minggu. Destination pertama adalah Halte HI.
Dari Stasiun Pasar Minggu ke Sudirman, sampai di Stasiun Sudirman dan ketemu
sama crew Qultum. Terus, kami jalan menuju Halte HI buat naik City Tour alias
Trans Jakarta, GRATIS! Kalau mau ke mananya, kudu tanya dulu ya.
Dalam Bus Tingkat |
Karena kami ingin ke Museum Nasional alias Museum Gajah.
Kami tanya, “Ke Museum Nasional, Mas?” Iya, jawabnya. Cus kami naik ke lantai
dua. Busnya tingkat lho. Di lantai dua nggak boleh berdiri ya, nanti ditegur,
kayak saya kena teguran gegara mau foto sambil berdiri –yang ceritanya norak
mau selfie di bus tingkat—hehehe.
Sampai di Museum Gajah, dulu saya pikir Museum Gajah ini
museum yang banyak gajah-gajahnya, ternyata bukan! Jadi, Museum Nasional alias
Museum Gajah ini adalah museum yang lengkap tentang budaya Indonesia, jadi apa
aja ada. Awal masuk itu banyak patung-patung dewa-dewi, arca-arca dan prasasti.
Di tempat kedua saya melihat keramik-keramik, rumah-rumah adat, batik, dll.
Museum Gajah, nampak luar |
Banyak patung |
Waktu Kunjungan
Senin dan hari besar nasional : Tutup
Selasa - Jum'at : 08.00 - 16.00
Sabtu - Minggu : 08.00 - 17.00
Tiket Masuk
1. Pengunjung Perorangan :
a. Dewasa : Rp 5.000,-
b. Anak-anak : Rp 2.000,-
2. Pengunjung Rombongan (minimum 20 orang)
a. Dewasa : Rp 3.000,-
b. Anak-anak (TK s.d. SMA) Rp 1.000,-
3. Pengunjung Asing Rp 10.000,-
Next destination, GKJ (Gedung Kesenian Jakarta). Masih mau yang
grastisan, so yaa, we took a city tour again. Alhamdulillah-nya, pas pulang pas
bus nya berhenti di halte. GKJ letaknya nggak jauh dari Pasar Baru. What we
were doing? Kami pikir, GKJ adalah tempat umum yang bisa siapa saja
keluar-masuk layaknya museum. Ternyata GKJ, hanya boleh di kunjungi ketika ada
suatu pertunjukan di dalamnya, tentunya yang masuk juga orang yang mendapatkan
undangan. Then, we just look around and take a pict.
Nampak Luar GKJ |
Lanjut ke jalan veteran, psstt ada yang belum pernah nyobain
esnya lho. Bukan… bukan saya. Saya pernah sekali menikmati Es Ragusa waktu
masih unyu-unyu #tsaah
Berhenti di Halte Mesjid Istiqlal dan jalan melurus darinya.
Nggak jauh kok, terus belok kiri deh deket kali. Maybe because today is Saturday,
holiday time is full of people. Untungnya nggak ngantri, langsung dapat tempat
duduk. Saya pesan Es Spaghetti harganya 35.000.
Penampakan Toko Ragusa |
Es Ragusa adalah es yang tanpa bahan pengawet, ini es jadul
lho. Sampai sekarang masih hitz di tengah-tengah Ibu Kota Jakarta. Datang ke
Indonesia sejak tahun 1932 – kebetulan saya belum lahir. Jadi saya tahu infonya
dari google –
Es produk italia ini, membuka toko kali pertama di sekitar
Pasar Gambir. Selain Es Jadul Ragusa, ada namanya Es Oen yang di Malang dan di
Semarang, saya juga pernah mencobanya. Dan Es Zangrandi yang ada di Surabaya – yang
ini belum saya coba –
Sudah habis makan yang seger-seger, lanjut makan dulu
sebelum Shalat Zuhur. Udah pada kelaparan. Makan yang di pinggir kali itu saja,
ketoprak. Karena saya bawa bekal, saya numpang makan saja.
Di Mesjid Istiqlal. Tahu dong ya mesjid terbesar se-Asia
Tenggara ini? Kami Shalat Zuhur di sana.
Setelah di Mesjid Istiqlal, kami mau ke Museum Bank
Indonesia. Karena museumnya tutup pada pukul 16.00 WIB dan kami tiba di sana
pukul 15.00, tinggal satu jam dan masih dalam antrian panjang. Sepertinya waktu
berkunjung ke Museum BI tidak nutut alias nggak keburu. Jadilah kami
melaksanakan Shalat Ashar di Mesjid BI. Kali pertama ke Mesjid BI yang di Kotu
(Kota Tua) suka sekali sama mesjid ini. Terang, adem, bersih. Pokoknya nyaman
banget saya shalat di sini. Karena bukan kubah dan hanya kaca-kaca jadi nampak
terang, tapi nggak silau.
Museum BI |
Selesai shalat, kami melanjutkan perjalanan kami ke Kota Tua.
Just walk around take a pict dan makan tahu gejrot sambil ngemper. Tahu
gejrotnya enaakkk. Karena di Kota Tua menjadi destination terakhir kami. Saya dan
teman-teman menikmati perjalanan ini. Ini hari sabtu, so pasti Kota Tua
dipenuhi anak-anak muda. Dan, juga banyak saya temukan bule-bule berkeliaran di
Kota Tua.
Suasana Kotu |
Saya lahir asli di Jakarta. Sebagai tanah kelahiran saya,
saya malah belum banyak meng-eksplore landmark Jakarta lho. Saya selalu jalan
Mall to Mall yang entah windows shopping or exactly shopping. Namanya juga
Jakarta, Mall terbanyak se-asia. Hhhh.
NB: All picture taken by Firdaus Agung
Cie mbak Idhan keliling Jakarta, boleh mampir ke post gie :
BalasHapushttp://anggiswastika.blogspot.co.id/2015/11/city-tour-jakarta.html
Mendadak jadi guide di Jakarta hehehe, sampai sekarang masih belum 100% sudut kota Jakarta yang gie tau. Setiap hari masih ada aja tempat baru (atau lama) yang gie baru tau.
Jakarta tuh nggak sesempit yang dipikirin ternyata, kecuali segitiga emas yang emang biang macet :D
Wihhh anggi juga nulis hasil keliling2 kota jakarta di Blog. In sya Allah bw ke sana ahhh~
HapusBener banget anggie, kota Jakarta luas syekaleehh... dan kayaknya muterin keliling2 jakarta nggak bakal habis sampai sehari deh.
Aku aru ke masjid Istiqal aja. Yang lainnya belum, semoga diberi rejeki bisa explore Jakarta lagi.
BalasHapusAamiinn.. semoga bisa ke tempat-tempat lainnya ya :)
HapusAku dah lama ngiler keliling jakarta ini.. Tapi kalau wiken maunya bobo & leyeh2 hahaha *jompo* Baca blog Idhan, jadi pengen mewujudkannya :D
BalasHapusjakpus mah kota kelahiranku mbak, tapi aku gedenya di depok sih jadi jarang keliling jkt hahaha
BalasHapuskunjungi
minyak kemiri